Ketaatan Sejati
Taat adalah pelajaran seumur hidup umat Tuhan (anonym)
Taat adalah pelajaran seumur hidup umat Tuhan (anonym)
Suatu hari seorang pengendara sepeda motor dihentikan oleh polisi karena melanggar lampu merah. Maka kemudian polisi menanyakan kepada si pengendara motor, “Apakah anda tidak lihat lampu merah, Anda kan tahu kalau lampu merah maka anda harus berhenti, kok tetap melaju?” Si pengendara motor menjawab, “Saya melihat lampunya merah pak.” “Lho, kalau melihat kenapa anda tetap nekat melanggar peringatan untuk berhenti?” tanya pak polisi heran. Dengan tersenyum malu si pengendara motor menjawab, “Memang sih pak saya melihat lampu merah, tapi saya tidak melihat bapak. Kalau saya lihat bapak pasti saya tidak akan melanggar.”
Cerita di atas merupakan sebuah gambaran ekstrim tentang tingkat kesadaran masyarakat akan disiplin berlalulintas yang masih kurang baik. Bila kita memperhatikan pameo yang selama ini didengungkan “peraturan ada untuk dilanggar” maka tidak heran bila kita mendengar dan memperhatikan banyaknya pelanggaran terjadi di sekitar kita. Cerita itu juga menggambarkan bahwa orang cenderung taat hanya kalau ada yang mengawasi, kalau tidak ada yang perhatikan sebodo amat dengan peraturan. Keadaan yang demikian terjadi karena kecenderungan cara pandang yang pragmatis dan kondisional. Memandang hidup dengan terpisah-pisah dan pendek.
Karena itu, Musa dalam Ulangan 30:15-20, memperingatkan bahwa ketaatan kita hari ini menentukan hidup kita di kemudian hari. Sebelumnya (ay. 11-14), Musa telah mengatakan bahwa, “Firman ini sangat dekat kepadamu, yakni di dalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan.” Dan benar perkataannya karena setiap hari kita sudah mendengar dan membaca Firman Tuhan. Apa yang telah kita dengar dan apa yang telah kita pelajari itulah yang harus kita lakukan. Karenanya kita patut mengingat percakapan berkat dan pengutusan setiap akhir ibadah.
Pengkhotbah: “Arahkanlah hatimu kepada Tuhan”
Jemaat: “Kami mengarahkan hati kami kepada Tuhan”
Pengkhotbah: “Jadilah saksi Kristus”
Jemaat: “Syukur kepada Allah”
Pengkhotbah: “Terpujilah Tuhan”
Jemaat: “Kini dan selamanya”
Setiap Minggu kita berjanji mengarahkan hati dan pikiran kita kepada Tuhan untuk melakukan apa yang Tuhan sabdakan sehingga kita dimampukan menjadi saksi Kristus sampai Maranatha. Soli Deo Gloria
Jemaat: “Kami mengarahkan hati kami kepada Tuhan”
Pengkhotbah: “Jadilah saksi Kristus”
Jemaat: “Syukur kepada Allah”
Pengkhotbah: “Terpujilah Tuhan”
Jemaat: “Kini dan selamanya”
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.