Kisah Para Rasul 26:24-32
Seorang anak kecil, sebut saja Gamal, berlari-lari pulang kerumahnya, ditangannya ada sesuatu yang dipegangnya. Wajahnya tampak berseri, dan dengan nafas yang terengah-engah ia berusaha menceritakan apa yang terjadi kepada ibunya yang sedang sibuk di dapur. “Ma… ma… ma…, ta... di… aku diberi ini sama om tadi di jalan…” katanya sambil membuka tangannya. Di tengah kesibukannya sang ibu memperhatikan sekilas dan berkata, “Bener kamu dikasih?” “Iya ma…, aku nggak bohong,” kata Gamal. Sambil melanjutkan pekerjaannya sang ibu berkata, “Pelihara yang baik ya!”
Seorang anak kecil, sebut saja Gamal, berlari-lari pulang kerumahnya, ditangannya ada sesuatu yang dipegangnya. Wajahnya tampak berseri, dan dengan nafas yang terengah-engah ia berusaha menceritakan apa yang terjadi kepada ibunya yang sedang sibuk di dapur. “Ma… ma… ma…, ta... di… aku diberi ini sama om tadi di jalan…” katanya sambil membuka tangannya. Di tengah kesibukannya sang ibu memperhatikan sekilas dan berkata, “Bener kamu dikasih?” “Iya ma…, aku nggak bohong,” kata Gamal. Sambil melanjutkan pekerjaannya sang ibu berkata, “Pelihara yang baik ya!”
Sebelumnya, Gamal telah bercerita kepada teman-temannya mengenai apa yang ia alami dan apa yang ia terima, dan semua temannya tertarik untuk dapat juga menerima pemberian seperti yang diterima Gamal. Mengapa Gamal, berusaha bercerita mengenai apa yang ia alami atau apa yang ia terima? Saya yakin karena bagi Gamal pemberian yang ia terima sangat berharga. Ia tidak ingin menyembunyikannya, bahkan ia ingin semua orang tahu bahwa ia telah diberi sesuatu yang berharga.
Sama halnya dengan Gamal, Paulus, ketika di depan Raja Agripa bercerita tentang apa yang ia alami dan apa yang ia peroleh. Apa yang diceritakannya? Kisah pertobatannya dimana ia mendapatkan anugerah keselamatan di dalam Kristus Yesus (1-23). Mengapa ia berusaha keras menceritakannya? Saya yakin karena bagi Paulus keselamatan di dalam Kristus Yesus sangat berharga. Apa yang ia harapkan terjadi pada orang-orang yang mendengarnya? “Semua orang yang hadir disini dan yang mendengar perkataanku menjadi sama seperti aku” (29). Yang bagaimana? Yang mendapat anugerah keselamatan di dalam Kristus Yesus. Baginya tiap orang sama berharga, semua membutuhkan keselamatan dari Tuhan Yesus Kristus, baik ia orang kecil maupun orang besar (22), karena itu ia memberitakan kasih Tuhan.
Pertanyaan bagi kita sekarang. Apakah pernah kita bercerita kepada orang lain mengenai bagaimana Allah sangat mengasihi kita sehingga Ia memanggil kita dalam keselamatan-Nya? Bila ternyata belum, apakah bagi anda keselamatan yang anda terima sebagai anugerah dari Tuhan merupakan hal yang biasa-biasa saja ataukah sangat berharga? Kiranya kita menemukan alasan bagi kita untuk bersaksi kepada orang kecil dan orang besar, karena keselamatan kita sangat berharga. Amin. Soli Deo Gloria.
No comments:
Post a Comment
Note: Only a member of this blog may post a comment.