Friday, March 26, 2010

Berorientasi pada Pikiran Allah

Mat 16:21-28 (Nas. 23)

Pada suatu hari, Gamal, sedang diajar ibunya. Ia tidak dapat konsentrasi memperhatikan pelajaran seperti biasanya. Kemudian ia berkata kepada ibunya, “Ibu, bolehkah aku berlutut dan meminta Allah untuk menemukan kelerengku?” Sang ibu mengijinkan, dan Gamal menutup mata dan berdoa dengan sungguh-sungguh.
 
Sang ibu berpikir bahwa supaya sang anak tidak lemah iman maka ia berharap kelereng yang hilang diketemukan. Keesokan harinya, ibu, yang takut doa anaknya tak terjawab, bertanya dengan hati-hati kepada Gamal, “Sayang, apakah engkau sudah menemukan kelerengmu?” Gamal menjawab, “Belum, Bu.” Dan kemudian ia berbicara lagi, “Tetapi Allah telah membuatku tidak menginginkan kelereng itu lagi.”


Petrus memiliki pikiran senada dengan sang ibu, semestinya Mesias tidak menderita dan mati, apalagi disalibkan. Namun tindakan dan kata-katanya malah membuat Yesus sedih, karena ternyata Petrus yang sudah cukup lama menjadi muridNya, dan bahkan telah mengaku “Engkau Kristus, Anak Allah yang hidup (ay. 16), tidak memahami pikiran dan kehendak Allah.

 
Memang tidak mudah untuk memahami pikiran dan kehendak Allah. Untuk dapat memahaminya kita perlu mengenal Dia secara pribadi, tekun dan secara berkesinambungan bercakap-cakap dengan Dia, dalam doa dan pembacaan Firman Allah. Sehingga kita dapat diubah dari kemulian pada kemuliaan, bagi kemulianNya, dan tidak berpikir kemuliaan duniawi tetapi kemuliaan Allah. Sehingga kita dapat bernyanyi dengan iman seperti Allan Hall yang menuliskan syair “From Glory to Glory.”
 
From glory to glory He’s changing me,
Changing me, changing me
His likeness and image to perfect in me
The love of God shown to the world
For He’s changing, changing me
From earthly things to the heavenlies
His likeness and image to perfect in me
The love of God shown to the world
 
Amin. Soli Deo Gloria.



Tulisan asli tanggal 26 Oktober 2005

No comments:

Post a Comment

Note: Only a member of this blog may post a comment.